Distributor Produk Gas Carbon Monoxide (CO) di Indonesia
Untuk pemesanan produk-produk Gas Spesial di UMP Gas melalui halaman Links - Klik disini : UMP GAS LINKS
Karbon monoksida
Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen.
Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat racun, CO memainkan peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan prekursor banyak senyawa karbon.
Karbon Monoksida adalah gas tidak berwarna, tidak berbau dan zat beracun yang mudah terbakar. Karbon Monoksida cair berwujud cairan krinogenik pada suhu -192⁰C dan tekanan atmosfir.
Karbon merupakan unsur keenam yang paling banyak di alam semesta dan unsur dasar segala kehidupan di bumi. Memiliki banyak kegunaan, karbon memiliki sumber organik yang berasal dari batubara, tanah gambut dan minyak bumi. Karbon diketahui mampu berikatan dengan hampir semua unsur lain yang ada di alam dan dapat membentuk lebih banyak senyawa dibandingkan unsur lain, yakni hampir 10 juta senyawa organik murni. Selain itu, karbon juga merupakan unsur yang paling stabil dan membentuk senyawa yang berguna ketika berikatan dengan unsur lain.
Karbon Monoksida menjadi uap yang mudah terbakar seiring peningkatan suhu panas dan memiliki 50 ppm TLV (Threshold Limit Value). Di industry metalurgi digunakan untuk memulihkan tingkat kemurnian nikel dari bijih mentah dalam proses Mond dan untuk baja khusus serta pengurangan oksidasi. Selain itu juga digunakan untuk mendapatkan bubuk logam dengan tingkat kemurnian tinggi, seperti seng pigmen putih dan untuk membentuk katalis logam tertentu yang diaplikasikan dalam proses sintesis senyawa hidrokarbon atau organik atau oxygenating.
Struktur
Molekul CO mempunyai panjang ikatan 0,1128nm. Perbedaan muatan formal serta elektronnegativitas saling menghilangkan, sehingga ada momen dipol yang kecil dengan kutub negatif di atom karbon meskipun oksigen mempunyai elektronegativitas yang lebih besar. Alasannya ialah orbital molekul yang terpenuhi paling tinggi mempunyai energi yang lebih tinggi dengan orbital p karbon, yang arinya bahwa ada rapatan elektron yang lebih besar dekat karbon. Selain itu juga elektronegativitas karbon juga lebih rendah menghasilkan awan elektron yang baur, sehingga menambah momen dipol. Hal tersebut merupakan alasan mengapa kebanyakan reaksi kimia yang melambat karbon monoksida terjadi di atom karbon, dan bukan pada atom oksigen.
Kimia organik dan kimia golongan utama
Dengan keberadaan asam kuat dan air, karbon monoksida bereaksi dengan olefin membentuk asam karboksilat, proses ini dikenal sebagai reaksi Koch-Haaf.[6] Pada reaksi Gattermann-Koch, arena diubah menjadi turunan benzaldehida dengan keberadaan AlCl3 dan HCl.Senyawa organologam seperti butil litium dapat bereaksi dengan CO, namun reaksi ini jarang digunakan.
Walaupun CO bereaksi dengan karbokation dan karbanion, ia relatif tidak reaktif terhadap senyawa-senyawa organik tanpa intervensi katalis logam.
Dengan pereaksi golongan utama, CO mengalami beberapa reaksi yang penting. Klorinasi CO adalah salah satu lintasan industri yang penting untuk senyawa fosgena. Dengan borana, CO membentuk sebuah aduk (adduct) H3BCO yang bersifat isoelektrik dengan kation asilium, [H3CCO]+. CO bereaksi dengan natrium, menghasilkan Na2C2O2 (natrium asetilenadiolat) dari penggandengan (coupling) C-C, dan kalium, menghasilkan K2C2O2 (kalium asetilenadiolat) dan K2C6O6 (kalium rodizonat).
Karbon monoksida di atmosfer
Karbon monoksida, walaupun dianggap sebagai polutan, telah lama ada di atmosfer sebagai hasil produk dari aktivitas gunung berapi. Ia larut dalam lahar gunung berapi pada tekanan yang tinggi di dalam mantel bumi. Kandungan karbon monoksida dalam gas gunung berapi bervariasi dari kurang dari 0,01% sampai sebanyak 2% bergantung pada gunung berapi tersebut. Oleh karena sumber alami karbon monoksida bervariasi dari tahun ke tahun, sangatlah sulit untuk secara akurat menghitung emisi alami gas tersebut.
Karbon monoksida memiliki efek radiative forcing secara tidak langsung dengan menaikkan konsentrasi metana dan ozon troposfer melalui reaksi kimia dengan konstituen atmosfer lainnya (misalnya radikal hidroksil OH-) yang sebenarnya akan melenyapkan metana dan ozon. Dengan proses alami di atmosfer, karbon monoksida pada akhirnya akan teroksidasi menjadi karbon dioksida. Konsentrasi karbon monoksida memiliki jangka waktu pendek di atmosfer.
CO antropogenik dari emisi automobil dan industri memberikan kontribusi pada efek rumah kaca dan pemanasan global. Di daerah perkotaan, karbon monoksida, bersama dengan aldehida, bereaksi secara fotokimia, meghasilkan radikal peroksi. Radikal peroksi bereaksi dengan nitrogen oksida dan meningkatkan rasio NO2 terhadap NO, sehingga mengurangi jumlah NO yang tersedia untuk bereaksi dengan ozon. Karbon monoksida juga merupakan konstituen dari asap rokok.
Peran dalam fisiologi dan makanan
Karbon monoksida digunakan dalam sistem kemasan Amerika Serikat, utamanya digunakan dalam produk-produk daging segar seperti daging kerbau dan babi. CO berkombinasi dengan mioglobin membentuk karboksimioglobin, sebuah pigmen cerah yang berwarna merah ceri. Karboksimioglobin lebih stabil dari bentuk mioglobin yang dioksigenasikan, yakni oksimioglobin, yang dapat dioksidasi menjadi pigmen coklat, metmioglobin. Warna merah yang stabil ini dapat bertahan lebih lama, sehingga memberikan kesan kesegaran.[9] Kadar CO yang digunakan berkisar antara 0,4% sampai dengan 0,5%.
Teknologi ini pertama kali diberikan status "Generally recognized as safe" (secara umum dikenal aman) oleh FDA pada tahun 2002 untuk penggunaan sistem kemasan sekunder. Pada tahun 2004, FDA mengizinkan penggunaan CO sebagai metode kemasan primer, menyatakan bahwa CO tidak menutupi bau busuk. Walaupun begitu, teknologi ini masih kontroversial di Amerika Serikat oleh karena kekhawatiran CO akan menutupi bau busuk makanan.
Karbon monoksida diproduksi secara alami sebagai pemecahan dari heme, sebuah substrat untuk enzim heme oksigenase. Reaksi enzimatis ini memecahkan heme menjadi CO, biliverdin, dan Fe3+. CO yang diproduksi secara edogen kemungkinan memiliki peran fisiologis yang penting dalam tubuh (misalnya sebagai neurotransmiter atau pelemas pembuluh darah). Selain itu, CO meregulasi reaksi peradangan yang dapat mencegah berkembangnya beberapa penyakit seperti aterosklerosis atau malaria berat.
CO adalah nutrien bagi bakteri metanogen, sebuah blok pembangun untuk asetil koenzim A. Pada bakteri, CO diproduksi via reduksi karbon dioksida dengan enzom karbon monoksida dehirogenase, sebuah protein yang mengandung Fe-Ni-S.
Dikenal juga sebuah protein sensor-CO yang berdasarkan heme, CooA.[14] Cakupan peranan biologis zat ini masih tidak jelas, namun tampaknya ia merupakan bagian dari lintasan signal pada bakteri dan arkea.
CO juga baru-baru ini dikaji di beberapa laboratorium riset di seluruh dunia atas sifatnya yang anti-peradangan dan sitoprotektif yang dapat digunakan untuk terapi pencegahan kondisi patologis seperti cedera reperfusi iskemia, penolakan trasplan, aterosklerosis, spesi, malaria berat, atau autoimunitas. Sampai sekarang ini tidak ada aplikasi medis CO kepada manusia.
Apa Manfaat dan Kegunaan Gas Karbon Monoksida dalam dunia Industri?
- Karbon Monoksida adalah gas yang digunakan sebagai bahan baku dalam produksi zat kimia, mulai dari asam asetat sampai polikarbonat hingga zat antara poliuretan. Beragam campuran karbon monoksida dan hidrogen, juga dikenal sebagai syngas atau gas sintetis, digunakan untuk produksi okso-alkohol dan aldehida.
- Gas karbon memiliki banyak sekali kegunaan ketika berikatan dengan unsur lain, di antaranya menjadi bahan baku dalam industri otomotif, plastik dan lain-lain. Karbon juga digunakan sebagai dasar pelarut tinta pada printer inkjet, unsur dekoratif untuk perhiasan, dan bahan baku untuk barang sehari-hari seperti parfum, semir sepatu dan kertas karbon.
- Dalam skala besar, gas tersebut dapat diaplikasikan untuk tenaga industri, terutama dalam produksi bahan kimia pukal, produksi asam asetat, bahan baku metanol, pemurnian nikel dan menjadi bahan bakar hidrokarbon cair yang berperan dalam konversi batubara menjadi bensin.
- Sebagai reduktor pada pengolahan berbagai jenis logam dari hasil bijihnya dan logam lainnya.
- Sebagai bahan baku dalam pembuatan methanol (CH3OH)
- Merupakan komponen dari berbagai jenis bahan bakar gas, seperti gas air dan gas kokas.
Untuk pemesanan produk-produk Gas Spesial di UMP Gas melalui halaman Links - Klik disini : UMP GAS LINKS
Untuk pemesanan produk-produk gas dari PT. Usaha Mulia Perkasa seperti HELIUM (He) OXYGEN (O2), NITROGEN (N2), ARGON (Ar), CARBON DIOXIDE (CO2), dan HIDROGEN (H2) segera HUBUNGI atau klik DISINI.
Untuk pemesanan produk-produk GAS SPESIAL dari PT. Usaha Mulia Perkasa seperti ACETYLENE (C2H2)-HP, ARGON (Ar) - HP & UHP, CARBON DIOXIDE (CO2) - HP& UHP, HELIUM (He) - HP & UHP, HYDROGEN (H2) - HP & UHP, NITROGEN (N2)- HP & UHP, OXYGEN (O2) - HP & UHPsegera HUBUNGI atau klik DISINI.
Melayani pengiriman Gas CO UHP ke Bandung, Medan, Surabaya, Manado, Lampung, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cianjur, Sukabumi, Karawang, Purwakarta, Serang, Cilegon, Cirebon, Kuningan, Ciamis, Banjar, Cilacap, Tasikmalaya, Majalengka, Brebes, Purwokerto, Tegal, Semarang, Wonosobo, Purbalingga, Purwokerto, Kebumen, Yogyakarta, Purworejo, Klaten, Surakarta, Malang, Kudus, Jepara, Salatiga, Banyuwangi, Sidoarjo, Palembang, Jambi, Riau, Batam, Bintan, Banda Aceh, Pontianak, Banjarmasin, Palangkaraya, Balikpapan, Samarinda, Bontang, Singkawang, Makassar, Palu, Kendari, Sorong, Jayapura, Merauke.
Untuk pemesanan produk-produk Gas Spesial di UMP Gas melalui halaman Links - Klik disini : UMP GAS LINKS